DALAM upaya dunia usaha menggapai pola pengelolaan perusahaan yang terbaik atau Good Corporate Governance (GCG), pakar manajemen strategik DR H Abdul Mannan, MM, menawarkan konsep yang disebutnya sebagai integrasi sumber daya yang menyandarkan mutunya pada nilai-nilai Islam.
Hal itu disampaikan beliau saat menjadi narasumber dalam Studium General STIE Hidayatullah Depok yang berlangsung di Aula Utama Pondok Pesantren Hoidayatullah Depok, Ahad (15/9/2019).
Dia menegaskan, jika ingin mewujudkan GCG yang didambakan oleh semua
shareholders maupun stakeholders, tidak ada jalan lain kecuali kembali pada ajaran agama.
“Dan, tidak ada satupun agama di dunia ini yang tidak mengajarkan akan moral dalam semua aspek kehidupan,” ujarnya.
Dia menerangkan, Islam memberikan jawaban gamblang tentang kesejatian manusia dan tentang penciptaan dirinya sebagai makhluk. Namun manusia seringkali berlaku angkuh sehingga mengalai kesukaran dalam memahami hakekat dirinya sendiri.
Dengan demikian, ia melanjutkan, konsep apapun yang digagas oleh manusia
tentang karakter seperti jujur, adil, disiplin, dan lain sebagainya tidak akan terwujud secara obyektif dan genuine jika tidak bermula dari Iman.
“Itulah sebabnya Hidayatullah mendefinisikan peradaban sebagai manifestasi
iman dalam semua aspek kehidupan,” kata Dr Abdul Mannan yang juga Ketua Dewan Penasehat Pimpinan Umum Hidayatullah ini.
Beliau melanjutkan, keyakinan atau iman seorang pendiri atau owner adalah akan menentukan visi perusahaan kemudian misinya dan bangun rancang
corporate culture-nya.
“Corporate culture bertolak dari value, dan value tentu saja buah dari iman maka perusahaan akan membuat peraturan dan standard dari semua aktivitas untuk mencapai kinerja baik yang bersifat finansial atau non finansial,” ujarnya.
Beliau menerangkan, proses lahirnya GCG dalam suatu perusahaan tidaklah semudah membalik tangan. Ia pun menceritakan pengalaman tentang betapa tidak sederhananya melakukan perubahan dalam perusahaan. Menurutnya, merencanakan suatu perubahan (change management) adalah proses
menawarkan idea perubahan kepada owner atau shareholder.
“Pola manajemen konvensional yang menerapkan manajemen by family
system menjadi manajemen by system adalah tidak mudah,” katanya.
Karena itu, lanjut dia, sebagai konsultan yang harus dilakukan pertama kali adalah berdoa dan mendoakan pihak shareholders agar dapat memahami maksud dan tujuan perubahan manajemen perusahaan. Adalah suatu keajaiban atas restu dan izin Allah swt semua shareholders dapat memahami idea perubahan dari manajemen konvensional menjadi manajemen syariah dengan harapan akan menuai keuntungan secara finansial maupun non-finansial.
“Dan, di balik harapan material ini adalah yang lebih penting meraih keuntungan di akhirat kelak. Dus, penerapan GCG yang berlandaskan iman hasilnya melampaui taget prinsip-prinsip konsep GCG umumnya,” imbuhnya.
Berdasarkan beragam pengalamannya sebagai konsultan di sejumlah perusahaan, DR Abdul Mannan berpandangan bahwa strategi untuk mencapai GCG hendaknya top manajemen perusahaan harus mengkosolidasikan pemikiran mitra kerja di perusahaan agar memiliki persepsi yang sama yaitu mental sense of belonging hingga sense of owner terhadap perusahaan.
“Strategi mengantarkan semua mitra kerja pada tingkat sense of owner tentu saja melalui kajian–kajian keagamaan agar tertata imannya sehingga mereka bekerja atas dasar iman bukan atas dasar kompensasi finansial saja,” pungkasnya.