Acara “Bedah Buku Muslim Preneur” (Rahasia Pengusaha Muslim Sukses Ala Sahabat Nabi) yang langsung dibawakan oleh Penulisnya yakni Ustadz Nurdin Apud Sarbini, Lc, M.Pd. dan Ketua Umum APHIDA Ustadz Muhammad Faisal Thamrin, S.H, M.H,.
Acara bedah buku ini bertempat di Masjid Ummul Quraa PonPes Hidayatullah Depok Sabtu 2 DzulHijjah 1443H (02/07/2022). Penulis buku menjelaskan kepada yang hadir dalam bedah buku muslim preneur. Apa yang melatar belakangi di terbitkannya buku ini. Yang beliau katakan buku ini iseng-iseng berhadiah.
“Sebenarnya buku ini iseng-iseng berhadiah. Saya cerita dulu kenapa buku ini terbit. Saya sebelumnya lebih banyak menerjemahkan buku-buku bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia. Sempat juga menulis tetapi buku anak-anak. Suatu saat saya diminta menggantikan salah seorang ustadz untuk pertemuan pustaka imam syafi’i dengan disributor dan agen-agen serta para entrepreneur. Saat itu saya cerita bagaimana kah islam memandang harta ? Mohon maaf kita sering mendengar ceramah nasehat dari ustadz kita dan yang paling banyak disampaikan itu adalah perspektif al-qur’an dan hadits tentang dunia itu sesuatu yang tercelah (negatif) dan saya coba sampaikan dari perspektif berbeda karena ternyata al-qur’an itu berkaitan antara satu dengan yang lain. Dari apa yang saya sampaikan hari itu diminta dituliskan dalam sebuah buku.” jelasnya.
Kemudian beliau melanjutakan dengan memberitahukan keprihatinannya tentang informasi data yang dirilis oleh bank dunia dan majalah ferbe tentang negara terkaya dan orang terkaya di dunia yang didominasi oleh orang-orang non-muslim.
“Mengawali dari sebuah data yang dirilis oleh bank dunia mengeluarkan data negara miskin yang didominasi negara non-muslim, tentu ini sangat miris. Kemudian majalah ferbe juga merilis nama-nama orang terkaya di dunia yang didominasi juga oleh orang-orang non-muslim. Begitu juga di negara kita sendiri 10 orang terkaya di Indonesia didominasi oleh orang-orang non-muslim, salah satu orang muslim terkaya di negara ini adalah Bapak Hairul Tanjung” ungkapnya.
“Biarlah kita Miskin/Sengsara di Dunia yang penting Kaya/Bahagia di Akhirat. Benarkah ?
Menjawab hal ini beliau memberikan penjelasan tentang sepuluh sahabat nabi yang dijamin masuk surga.
” Ada sepuluh sahabat nabi yang dijamin masuk surga yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Abdullah, Zubeir bin Awwan, Saad bin Abi Waqqas, said bin Zaid, Abdurrahman bin Auf, Abu Ubaiddah bin Jarrah.” ulasnya.
Kemudia beliau melanjutkan dengan kisah totalitas Abu Bakar ash-Shiddiq dalam bersedekah yang tidak bisa dikalahkan yang membuat Umar bin Khathab sangat mencemburuinnya dalam hal bersedekah.
“Ada sebuah kisah yang menakjubkan yaitu totalitas sahabat nabi yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa menjelang Perang Tabuk, Rasulullah SAW menghimbau kepada para sahabat untuk bersedekah. Mendengar hal itu para sahabatpun berlomba-lomba untuk bersedekah. Salah satunya Umar bin Khathab yang menyerahkan separuh hartanya untuk bersedakah dan menyimpan separuhnya untuk keluarganya. Kemudian Abu Bakar ash-Shiddiqpun juga datang dan membawa seluruh hartanya. Dan “Rasulullah bertanya apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu ?” Abu Bakar lantas menjawab ” aku tinggalkan untuk mereka Allah dan Rasul-Nya.” (baginya Allah dan Rasul-Nya lebih berharga dibanding apapun di dunia ini).
Hal inilah yang membuat Umar berkata : “La asbiquhu ila syai-in abadan !. Aku tidak akan pernah mengalahkannya dalam hal apapun, untuk selamanya !”
“Harta tidak menjadi penghalang bagi orang meraih surga Allah SWT melainkan menjadi jalan menuju surga. Kata Rasulullah : “Miskin bukan ada miskin harta tapi yang ada miskin menjaga dirinya”. Al-Qur’an justru mengatakan manusia itu sangat suka dengan Al-Khoir (dunia/harta) kalau dunia ini jelek maka Allah SWT tidak akan menyebutnya Khoir, tidak mungkin Allah SWT mengatakan diksi yang tidak benar ini berarti harta itu baik”. sambungnya.
Dikesempatan ini penulis juga memberikan beberapa tips dan trik rahasia kesuksesan para sahabat nabi di dunia dan diakhirat.
“Para sahabat tersebut berhasil mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Menjadikan harta menjadi karpet merah menuju surga.
Lalu apa rahasia kesuksesan para sahabat mulia tersebut?
Apa trik dan tips sukses ala sahabat?
Ada dua kemuliaan yang ada yaitu dengan ilmu dan harta. Sikap kita dengan harta itu yang kemudian mempengaruhinya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan adalah mindset, mental dan juga skill kita.”
“Dalam mindset ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu islam tidak melarang kita menjadi orang kaya justru malah sebaliknya, jadilah muslim yang kuat dan kesempatan mendulang pahala lebih terbuka bagi orang kaya serta tangan di atas lebih baik daripada tangan dibawah.”
“Pada bagian mental sendiripun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu niat dan bertekad kuat, tidak takut gagal, selalu ikhlas dan bersyukur, jujur serta percaya kemampuan diri sendiri. Begitu juga dalam skill ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu kemampuan leadership, kemampuan komunikasi, adanya inovasi, kemampuan administrasi, manajemen waktu, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan untuk mewujudkan suatu ide menjadi bisnis serta konsisten.”jelasnya.
Dalam acara bedah buku ini Ketua Umum APHIDA menambahkan bahwa suatu kesyukuran untuk mahasiswa(i) STIE Hidayatullah Depok karena dapat menambah pengetahuan tentang entrepreneur serta dapat berinteraksi langsung bersama penulis buku Muslim Preneur.
“Alhamdulillah Allah SWT takdirkan kita kali ini bertemu langsung dengan penulis buku Muslim Preneur. Bertemu penulis buku itu bagi saya merupakan suatu kesempatan dan satu kebahagiaan tersendiri apalagi bisa foto bareng, dan buku yang kita punya ditandatangani oleh penulis. Jadi kalian semua yang hadir ditempat ini sangat beruntung karena berkah dari buku itu nanti bisa mengalir ke kalian.”tegasnya.
“Saya hanya ingin menyampaikan bahwa buku ini lahir dan akhirnya menjadi penambah literasi enterpreneur dan mahasiswa(i) itu harus memperbanyak literasi.”sambungnya.
Ustadz Faisal juga mengulas beberapa bagian penting dalam bab-bab yang terdapat di dalam buku Muslim Preneur.
“Mulai dari bab pertama, beliau itu gambarkan bagaimana Abu Bakar, bagaimana Umar bin Khathab, bagaimana Ustman, terus bagaimana Zubair, bagaimana Abdulrahman bin Auf, terus beliau juga tambahkan pondasi syar’i jadi kenapa sih kita harus menjadi pengusaha. Ditambah lagi di bab tiga itu penulis memberikan bagaimana lanhkah-langkah menjadi pengusaha muslim yang sukses, tadi juga ada reviewnya bagaimana mental kita harus dibenerin, mindsetnya dulu yang dirubah dan seterus. Jadi ada beberapa langkah yang beliau sampaikan.
Kemudian terakhir di bab empat itu ada warning jadi penulis ingin menyampaikan bahwa betul tidak sekedar merubah mindset, tidak sekedar tahu caranya tapi kita ini sudah siap dengan risiko, karena kalau kita tidak siap dengan risiko itu akhirnya membuat kita jadi tidak tangguh. Artinya dengan mengetahui risiko agar kita mempersiapkan hal itu.” ulasnya.
Sebelum mengakhiri acara bedah buku ini Ustadz Faisal memberikan masukan-masukan kepada penulis buku.
“Dari catatan-catatan beliau dibuku ini ada beberapa hal terakhir mengenai buku ini saya memberi masukan diantaranya pertama kenapa kok ala sahabat nabi bukan nabi dan sahabatnya.
Kedua setelah saya baca sebenarnya hal yang paling penting itu ada di bab tiga dan bab empat. Dibab tiga itu bagaimana jadi pengusahanya tapi kalau saya lihat bab tiga itu hanya beberapa halaman dibandingkan dengan bah satu dan bab dua yang begitu panjang padahal mungkin pembaca itu lebih berharap ini lebih diulas lagi apalagi dengan bab empat. Kalau misalnya disitu ditampilkan data orang yang gagal dengan risiko yang ada itu siapa.
Tapi keseluruhan buku ini luar biasa bahkan tadi beliau bilang tidak ada niatan untuk menulis buku ini tapi hasilnya dahsyat.” jelasnya.
Acara bedah buku ini pun diakhiri dengan sesi penandatangan buku dan foto bersama.