Ikuti Rakornas, Hidayatullah Depok Komitmen Kuatkan Peran Pendidikan

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Ketua Departemen Pendidikan Pondok Pesantren Hidayatullah Depok (DP2HD), Iwan Ruswanda, M.Pd.I, sejak beberapa hari lalu mengikuti Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) V Pendidikan Integral Hidayatllah yang digelar di Surabaya, yang rencananya ditutup hari ini, Selasa (26/05/2015).

rakornas pendidikan hidayatullah surabaya 2015 Iwan Ruswanda dalam keterangannya kepada media ini mengemukakan beberapa hal yang menjadi resume acara yang perlu digarisbawahi utamanya oleh praktisi dan lembaga pendidikan.

Dikatakan Iwan, sekolah itu bagus, berkualitas, unggul, taqwa, cerdas, dan mandiri adalah tersebab oleh orang-orang yang berkecimpung di sekolah tersebut. Bukan uang yang menjadikan sekolah berkualitas.

Sementara itu, praktisi pendidikan Ir. H. Abdulkadir Baraja dalam kesempatam Rakornas yang hadir sebagai narasumber seminar di sela acara, mengatakan bahwa Islam Indonesia saat ini sejatinya telah menjadi minoritas karena dia meminta umat Islam berhati-hati jika kita berfikir bahwa Islam Indonesia mayoritas.

Beliau juga mendorong sekolah jangan sampai takut tidak dapat murid atau kehilangan murid. Justru yang harus ditakutkan, tegas beliau, adalah sekolah kehilangan visi misi.

Beliau pun menegaskan bahwa setiap guru wajib meniatkan dan menegaskan di dalam hati ketika keluar dari rumah menuju sekolah adalah dalam rangka berjuang, bukan bekerja yang akhirnya berorientasi uang.

Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya peran komite sekolah sebagai penyedia dan controller untuk menyiapkan kualitas bagi sekolah yang proses serta pelaksananya dilakukan oleh tim profesional.

“Sekolah dan wali murid harus memiliki komitmen yang kuat untuk mengantarkan anak anaknya menuju gelar insan kamil yang akan memperjuangkan Islam,” imbuh beliau.

Beliau menegaskan, jika sekolah dan rumah tidak ada komitmen yang kuat maka sekolah hanya membangun sebuah bangunan yang rapuh, karena rumah tempat penghancurnya.
iwan ruswanda
Hendaknya setiap wali kelas dan guru, memandang murid bukan sekedar anak didik yang siap diajari, tapi jadikan mereka obyek penelitian untuk menemukan metode belajar, gaya belajar,  dan menggali potensi mereka.

Abdulkadir Baradja tak lupa mengingatkan bahwa sudah menjadi tugas setiap yayasan atau pengelola pendidikan untuk berfikir bagaimana mampu menciptakan pemasukan dana bagi keberlangsungan misi yang dilakukan oleh sekolah.

Sebab, itu, lanjut beliau, paradigma lama harus dibuang bahwa komite sekolah atau wali murid bukan lagi sebagai tempat bagi sekolah untuk meminta dan mencari bantuan dana bagi sekolah.

“Makanya menjadi tugas bagi yayasan untuk mem-backup dana ke sekolah dan untuk kesejahteraan guru,” tukasnya.

Acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IV Pendidikan Integral ini diikuti ratusan peserta termasuk pelaku bidang pendidikan di lingkungan persyarikatan Hidayatullah.

Dalam acara ini Depdik PP Hidayatullah menghadirkan tokoh-tokoh dan ahli seperti Prof. Dr Imam Suprayogo, mantan UIN Malang, dan tokoh-tokoh lainnya.

Sebagaimana diketahui, pendidikan Integral Hidayatullah telah memiliki jaringan seluruh indonesia. Sekolah yang terdiri dari TK hingga SMA itu kini telah memiliki sekitar 50.000 siswa dari seluruh Indonesia. (ybh/cha)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Scroll to Top